Categories
Uncategorized

Manajemen Polifarmasi pada Pasien Lansia

Pendahuluan
Polifarmasi adalah penggunaan lima atau lebih jenis obat secara bersamaan oleh seorang pasien. Kondisi ini sangat umum terjadi pada pasien lansia, yang sering menderita berbagai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan artritis. Walaupun penggunaan beberapa obat sekaligus seringkali dibutuhkan untuk mengendalikan kondisi medis yang kompleks, polifarmasi ctrx.org dapat menimbulkan risiko yang signifikan, termasuk interaksi obat, efek samping, penurunan kepatuhan, dan bahkan peningkatan angka rawat inap dan kematian.

Faktor Pendorong Polifarmasi pada Lansia
Pasien lanjut usia memiliki karakteristik unik yang menjadikan mereka rentan terhadap polifarmasi. Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh dan fungsi organ seperti ginjal dan hati mengalami penurunan, sehingga proses distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat juga berubah. Lansia juga cenderung memiliki lebih dari satu kondisi medis kronis, yang menyebabkan penggunaan berbagai obat dari beberapa spesialis atau fasilitas kesehatan yang berbeda. Selain itu, tekanan sosial atau harapan untuk “selalu ada obat” juga dapat mendorong penggunaan obat yang tidak perlu.

Risiko Polifarmasi pada Lansia
Beberapa risiko utama dari polifarmasi pada lansia meliputi:

  1. Interaksi Obat: Kombinasi obat yang tidak tepat dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya atau menurunkan efektivitas obat tertentu.
  2. Efek Samping: Lansia lebih rentan terhadap efek samping karena perubahan fisiologis yang mempengaruhi respon tubuh terhadap obat.
  3. Kepatuhan Rendah: Semakin banyak obat yang dikonsumsi, semakin sulit bagi pasien untuk mengikuti jadwal minum obat yang tepat.
  4. Sindrom Geriatri: Polifarmasi juga dapat menyebabkan masalah seperti delirium, jatuh, inkontinensia, dan penurunan fungsi kognitif.
  5. Biaya: Penggunaan banyak obat juga meningkatkan beban finansial, terutama jika tidak ditanggung oleh asuransi.

Strategi Manajemen Polifarmasi
Manajemen polifarmasi pada lansia memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terkoordinasi, yang mencakup beberapa strategi berikut:

  1. Review Obat Secara Berkala (Medication Review)
    Dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya harus secara rutin meninjau semua obat yang dikonsumsi pasien. Hal ini meliputi peninjauan indikasi, dosis, durasi, dan potensi interaksi antarobat. Setiap obat harus dievaluasi apakah masih diperlukan atau dapat dihentikan.
  2. Deprescribing
    Proses deprescribing adalah pengurangan atau penghentian obat-obatan yang tidak lagi memberikan manfaat atau menimbulkan risiko. Ini harus dilakukan secara bertahap dan dipantau dengan ketat.
  3. Penggunaan Alat Bantu
    Penggunaan pill box (kotak obat harian), aplikasi pengingat obat, atau label warna dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sesuai jadwal.
  4. Koordinasi Lintas Profesi
    Kolaborasi antar dokter, perawat, dan apoteker sangat penting dalam manajemen obat. Komunikasi yang baik antar penyedia layanan kesehatan dapat mencegah duplikasi terapi dan menghindari resep ganda.
  5. Edukasi Pasien dan Keluarga
    Pendidikan kepada pasien dan keluarga sangat penting agar mereka memahami tujuan pengobatan, potensi efek samping, dan pentingnya kepatuhan. Ini juga membantu dalam proses pengambilan keputusan bersama, terutama saat mempertimbangkan deprescribing.
  6. Penggunaan Panduan Klinis
    Terdapat berbagai panduan dan kriteria, seperti Beers Criteria dan STOPP/START criteria, yang membantu tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi obat-obatan yang berisiko tinggi bagi lansia.

Kesimpulan
Polifarmasi adalah masalah kompleks yang sangat umum terjadi pada pasien lansia dan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan serius. Manajemen yang tepat, melalui review berkala, deprescribing, edukasi, dan kolaborasi antarprofesi, sangat penting untuk memastikan bahwa penggunaan obat memberikan manfaat maksimal dengan risiko minimal. Dengan pendekatan yang hati-hati dan individualisasi terapi, kita dapat meningkatkan kualitas hidup pasien lansia dan mengurangi komplikasi akibat penggunaan obat yang tidak rasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *